Selasa, 15 November 2016

Naskah Tragedi cinta samiun dan nyai dasimah. karya & sutradara: komar nadjib kilalawang



SANGGAR MUDA GRIYA

TRAGEDI CINTA
SAMIUN DAN NYAI DASIMAH
Oleh: kilalawang
Sinopsis:

                Dasimah, perempuan muda asal Desa Kahuripan, Parung, Bogor, Jawa Barat. Kisah hidupnya begitu melegenda di hati orang-orang Jakarta, khususnya buat Kaum Betawi, meskipun sudah berlalu ratusan tahun lalu.
                Kisah hidup Dasimah berawal ketika dirinya terpaksa harus menerima pinangan seorang Eropa, Edward William, kepercayaan Letnan Gubernur Sir Thomas Stamford Raffles . Keterpaksaan Dasimah dilatar belakangi oleh;  pertama karena kehidupannya yang miskin dan orang tua yang sakit-sakitan, kedua karena dia terlalu percaya akan janji Edward yang akan menikahi dirinya.
                Dalam perjalanan hidupnya mengikuti Edward yang memberikan janji-janji manisnya Dasimah harus menerima nasib tak indah, meskipun dia diberikan tempat yang mewah, dengan puluhan pelayan, dan serba ada apa yang dia mau, tetapi hidup bersama tanpa dinikahi hingga memperoleh seorang anak perempuan, yang diberi nama Nancy, yang membuat dirinya tak bahagia, maklumlah, Dasimah biar bagaimanapun tidak memiliki tradisi kebebasan hidup tanpa ikatan pernikahan apalagi diperlakukan sebagai peliharaan. Ikatan pernikahan adalah prasyarat utama dari penyatuan hidup dan kehidupan antara seorang lelaki dewasa dan perempuan dewasa, itulah yang dipahami Dasimah sebagaimana menjadi sebuah tradisi di kampung kelahirannya.
                Kampung Pejambon, Kampung Kwitang, Kampung Ketapang, Desa Kahuripan Tempo Dulu, adalah kawasan yang menjadi wilayah cerita tragedi cinta itu bergulir.
                Dasimah tak beda bagaikan burung dalam sangkar emas, alias hidup serba mewah  namun tak ada kebahagiaan yang menempel di hatinya. Hanya satu penghiburan yang diterimanya ketika dia memangku anaknya Nancy, buah hati satu-satunya atas hubungan tanpa pernikahan dengan Edward.
                Seorang kusir delman yang sudah puluhan tahun tidak punya anak, Samiun namanya, memiliki istri penjudi bernama Hayati. Tak beda dengan Dasimah, meski memiliki istri hatinya tak juga bahagia. Bukan hanya karena tak memberikan anak, tetapi karena seorang perempuan yang gila bermain judi dan menghabiskan uang hasil jerih payahnya sebagaai tukang delman. Harta tak punya dan simpanan uang pun tak ada. Semua ludes di meja judi.
                Samiun dan Dasimah dua insan nelangsa yang akhirnya dipertemukan dalam cinta dan menyatu dalam ikatan pernikahan. Menemukan setetes kebahagiaan dalam waktu singkat saja, lantaran kecemburuan Hayati yang mengupah Jagoan Kampung Kwitang Bang Puase untuk membunuh Dasimah.
                Dasimah memang telah ditakdirkan harus mati terbunuh yang diikuti Samiun yang juga rela menghabisi nyawanya sendiri dengan menyeburkan dirinya ke dalam Sungai Ciliwung, mengikuti tubuh Dasimah yang sudah tak bernyawa terbawa arus deras Ciliwung yang tengah meluap.
                Akhir kisah sosok perempuan yang namanya melegenda ini memang cukup tragis, namun dibalik kisah cinta yang tragis ini ada makna yang ingin disampaikan. Memang stereotif terdengar tapi inilah realitas hidup jika kita mengedepankan cinta. Cinta bisa bermakna apa saja; cinta bisa berarti kebahagiaan, bisa berarti penderitaan, tapi dari semuanya cinta akan selalu memerlukan pengorbanan.
                Dasimah dan Samiun telah membuktikan pengorbanan itu, atas nama cinta dia tinggalkan Edward dan kemewahan hidup. Sebagaimana Dasimah, atas nama cinta Samiun pun terjun ke Sungai Ciliwung yang tengah bergolak menyusul jasad mati Dasimah.
                          

ADEGAN I

(MUSIK PEMBUKA, LAGU KICIR-KICIR, DAN BEBERAPA ANAK KECIL MENARI-NARI DENGAN PAKAIAN ALA KAMPUNG MASA LALU)

Lirik Lagu Daerah DKI Jakarta Kicir-Kicir


Kicir kicir ini lagunya
Lagu lama ya tuan dari Jakarta
Saya menyanyi ya tuan memang sengaja
Untuk menghibur......menghibur hati nan duka

Burung dara burung merpati
Terbang tinggi ya tuan tiada tara
Bilalah kita ya tuan suka menyanyi
Badanlah sehat ya nona hati gembira

Buah nangka ya tuan kuning warnenye
Dijual yayu ya nona dicampur gule
Sudah merdeka ya tuang bangsa kite
Yuk kita isi ya nona dengan yang berguna

Buah mangga enak rasanya
Si manalagi ya tuan paling ternama
Siapa saja ya tuan rajin bekerja
Pasti menjadi menjadi warga berguna

Ikan peda di campur pete
Sabtu dimasak minggu gak ade sisa
Kami pemuda gak suka parlente
Itulah dia itulah dia anak sanggar muda griya

Kicir kicir ini lagunya
Lagu lama ya tuan dari Jakarta
Saya menyanyi ya tuan memang sengaja
Untuk menghibur..... menghibur hati nan duka







(DESA KAHURIPAN, PAGI HARI, KESIBUKAN DI TENGAH PASAR TRADIDIONAL, DASIMAH DI ANTARA KESIBUKAN JUAL BELI MEMAPAH AYAHNYA YANG SUDAH TUA, KI UPAS. MENGHAMPIRI PENJUAL OBAT TRADISIONAL YANG MENGOCEH TIADA HENTI)

PENJUAL OBAT

Obat kurap, obat belang, obat masuk angin saya sediakan.......harga murah.....boleh dicoba, gak sembuh, jangan dibeli .......kalo sembuh beli sekali lagi.....hayo.....bapak-bapak......aki-aki.....ninik-ninik.......eneng cantik.....ada juga saya sediakan obat dari negeri cina........buat kurang gizi......bakpau namanya......buat luka tergores pisau pake aja daun kentut-kentutan......seduh dengan air mendidih......sudah dingin tinggal dioles saja......buat ibu-ibu hamil....gak usah khawatir...supaya lancar melahirkan....minum air rebusan akar lidah musang.........hayo....hayo.....obat mujarab.....obat murah.....obat terjamin keasliannya........gak bakal kecewa..........

(DASIMAH MENGAMPIRI SI PENJUAL OBAT, SAMBIL MEMAPAH BAPAKNYA YANG JALAN PLETAT PLETOT MACAM ULAR KOBRA MENARI)

DASIMAH

Uda.....ada obat rematik buat bapak saya......

(MELIHAT KEDATANGAN DASIMAH, PENJUAL OBAT TERKESIMA, MATANYA SEPERTI TERPAKU MENEMPEL PADA SATU PEMANDANGAN INDAH, PARAS DASIMAH YANG CANTIK)

PENJUAL OBAT

Onde mande...........siapo bidadari ini..............onde mande.......tak tahan ambo ini.......siapo wa’ang...................

DASIMAH

Uda............saya mau beli obat......weiiii...............


PENJUAL OBAT
(KAGET TERSADAR DARI KETERSIMA’ANNYA)

Iyo....iyo.....teteh mau beli obat......obat apo.......banyak obat......tapi inda ado obat cinto.........






DASIMAH
(TERSENYUM GELI ATAS KELAKUAN PENJUAL OBAT)

Saya cari obat rematik uda........ada gak........untuk bapak saya..........


PENJUAL OBAT

Oh itu.....ado....ado banyak..........berapa teteh mau beli..............

DASIMAH

Tiga bungkus...............

PENJUAL OBAT

Tiga bungkus.....kasih tiga talen ajo teteh............oh tidak usah ambo kasih gratis ajo......asalkan teteh...........

(MELIHAT PRILAKU  PENJUAL OBAT YANG GENIT,  MEMBUAT AYAH DASIMAH UPAS MARAH,  DAN MELEPASKAN PEGANGAN TANGAN DASIMAH MENGHAMPIRI PENJUAL OBAT)

UPAS

(MARAH) Naon siah......culangung.......arek naon ke budak aing.....teu ecrek kalakuan siah....

PENJUAL OBAT

Onde mande.......ado apo pak gae......jangan galak seperti itu.......apo salah ambo.....one mande........

(UPAS MELOMPAT DAN MENCENGKRAM KERAH BAJU PENJUAL OBAT.  PENJUAL OBAT MERONTA MENARIK TANGAN UPAS, UPAS TERJATUH, PENJUAL OBAT MENENDANG TUBUH UPAS, TAPI URUNG, KAKI PENJUAL OBAT DIPEGANG UPAS DAN DITARIKNYA, PENJUAL OBAT TERPELANTING, UPAS BERDIRI DAN MELOMPAT MENERKAM PENJUAL OBAT. TERJADI PERGULATAN DAN DITONTON SEMUA ORAN YANG ADA DI PASAR. ADA YANG BERSORAK SORAI MEMANASI KEDUA ORANG YANG TENGAH BERGULAT. ADA YANG MENGGELAR TARUHAN. SEMENTARA DASIMAH TERIAK TERIAK TIDAK KARUAN MEMINTA TOLONG AGAR KEDUANYA DILERAI)

(PERKELAHIAN YANG SERU DI PAGI HARI ITU MENGUNDANG BANYAK ORANG TANPA TERKECUALI KAPITAN EDWARD DAN AJUDANNYA YANG PAGI ITU TENGAH BERJALAN-JALAN MELIHAT KERAMAIAN PASAR. MELIHAT TAK SATUPUN ORANG BERUSAHA MELERAI. DIA MENCABUT PISTOLNYA DARI PINGGANG DAN MEMBUANG TEMBAKAN YANG MEMBUAT KAGET SEMUA ORANG TERMASUK PENJUAL OBAT DAN UPAS, YANG SEGERA BERDIRI DAN KETAKUTAN)


EDWARD

Kowe orang semua bubar......dan kamu (menunjuk kepada penjual obat) juga kamu (menunjuk pada upas) mendekat kepada saya..............

UPAS DAN PENJUAL OBAT

(Berlari kecil sambil badan membungkuk) tabe tuan............

EDWARD

Ada masalah apa......sepagi ini kalian sudah adu kekuatan.....apakah otak kalian ada....
Atau sudah kosong batok kepala kalian....................

UPAS

Lain abdi anu salah tuan.......eta si bebegik nu pertama menghina................


PENJUAL OBAT

Onde mande........tidak betul tuan......orang tua ini bohong tuan.................ambo justru yang pertama kali di makinya.......dan ditubruk........ambo tidak salah tuan............


BEBERAPA PEDAGANG

Betul tuan......si aki ini yang pertama kali marah-marah......


EDWARD

Kalian diam.........kalian belum saya tanyakan (Sambil menodongkan pistolnya)

BEBERAPA PEDAGANG

(Ketakutan) ampun tuan.....ampun tuan......(Menunduk menyembah-nyembah)


EDWARD

Dan kamu orang orang tua....betul kamu menubruk pedagang obat ini.............

UPAS

Betul tuan......tetapi karea dia yang pertama bikin masalah......dia ganggu anak saya.....(menunjuk dasimah)....kalo tuan ente percaya tanya wae ka Dasimah........

(MELIHAT DASIMAH, EDWARD TERPERANGAH, DAN SEPERTI ORANG KESIHIR. DIAM BEBERAPA JENAK, MATANYA DAN MULUTNYA SEPERTI KAKU, TAK BERGERAK. PUDING, AJUDAN EDWARD, ORANG ASLI GUNUNG SINDUR MELIHAT EDWARD TERKESIMA SEPERTI ITU. MENGHAMPIRI TUANNYA DAN MENEPUK PUNDAKNYA)

PUDING

Tabe tuan.....tuan.....kenapa tuan jadi kayak orang bego.......ada apa tuan........

EDWARD

(Tersadar, dan sontak, tangannya menarik tangan puding, membawa puding menjauh dari kerumunan orang-orang)......puding......kamu tahu siapa perempuan itu.......oh my god....hut mevrow.....oh my god.....

PUDING

(Mendengar celoteh Edrward seperti itu bingung dan tidak ngeti yang diucapkan Edward dengan bahasa Inggris, saking bingungnya dia tertawa cekikikan).......waduh seneng ame orang make bawa-bawa got......pake ape tuh tadi betiful.....betiful gril segala........

EDWARD

Heiiii........kenapa kamu tertawa......ada yang lucu kah dari kata-kata saya.........

PUDING

Iye tuan......kenapah tuan bawa-bawa got segala.......sama betipul gril......(tertawa)

EDWARD

God......kamu maksud got saluran air di kampong-kampong.......

PUDING

(Meledak tawanya).....nah dia bawa pong....kepompong segala....

(MELIHAT PUDING MALAH TERWATA TERBAHAK-BAHAK EDWARD KESAL. SPONTAN ARAH PISTOL DI TANGANNYA DI ARAHKAN KE PUDING. MELIHAT ITU PUDING SPONTAN JATUH DUDUK)


PUDING

Ampun tuan......ampun.....jangan bunuh hamba tuan........

EDWARD

Jangan coba sekali lagi bikin kurang ajar.........beng.......saya orang kasih nyawa lepas dari tubuh........mengerti............

PUDING

Mengerti tuan.......mengerti.....mengerti.....mengerti........ed dah......dia jadi marah ama guah.......bungsreng deh...........gak lagi-lagi akh.....

EDWARD
Puding.......kamu belum jawab saya punya  tanya.......siapa perempuan itu.......siapa dia..............

PUDING

Yang saya tahu mah dia orang desa sebelah....desa kahuripan.......

EDWARD

Ya...ya...ya...desa kahuripan........dan siapa dia punya nama.....................

PUDING

Namanyah.........Das......das......dasimah tuan........................

EDWARD

Siapa......Dasimah......dasimah......nama unik.......

PUDING

Betul tuan.....dasimah.....da...si....mah......

EDWARD

Apakah kamu bisa kasih kenal saya dengan dia......

PUDING

Sangat bisa tuan......emang tuan ade kepengenan sama diah.......itu gampang tuan..........


EDWARD

Jangan gagal puding....ingat itu.....

PUDING

Tuang.....sejak kapan puding gagal dalam melaksanakan tugas.....tenang tuan......percaya sama puding bin dubling......anak bojongsari............

EDWARD

Iya...iya...saya percaya sama kamu puding.......(tertawa dan puding pun tertawa)

(EDWARD DAN PUDING KEMBALI KE TEMPAT PERKELAHIAN. SEMUA ORANG TERDIAM. SEMUA TAKUT MELIHAT EDRAWD MENENTENG PISTOL DAN DIGERAKAN KE SEMUA ARAH DI MANA ORANG-ORANG BERDIRI. PUDING YANG MENGIKUTI DIBELAKANGNYA MELANGKAH ANGKUH DENGAN DADA DIBUSUNGKAN DAN KEPALA DIDONGAKAN)

EDWARD

Hei kamu penjual obat.......minta maaf sama orang tua ini.......dan juga minta maat sama dasimah.......hayo lakukan.........

(PENJUAL OBAT GOPOH BERLARI KECIL. MENUNDUK-NUNDUK DI HADAPAN UPAS DAN DASIMAH DAN TERUS KEMBALI LAGI KE LAPAK DAGANGANNYA)

EDWARD

Dan kalian semua jangan coba-coba lagi membuat kegaduhan di pasar.......mengerti......

ORANG-ORANG

Mengerti tuan.............................

EDWARD

Bagus.....bagus......(Menghampiri Upas dan Dasimah) .......mis dasimah......apakah saya boleh kenal dengan kamu...............dan kamu bapak tua.....apakah saya boleh datang berkunjung ke rumah mu.......................



DASIMAH

Boleh tuan.............tapi kalau mau berkunjung ke rmah......tuang harus bilang sama bapak saya................

EDWARD

(Kepada Upas).....dan bagaimana orang tua....apakah kamu mengijinkan saya datang ke rumah mu...........

UPAS

Asal niat tuan baik sama kami......silahkan saja.....pintu terbuka buat orang baik tuan.....silahkan..........

EDWARD

(Mendengar kata-kata Upas yang memberi ijin, dengan gaya hormat ala eropa)....well....thank you atas perkenannya...........thank you for all.......................

PUDING

(Mendengar Edward mengucapkan kata yang asing bagi telinganya, kembali tertawa)......bungsreng......apa lagi ituh.....pake kayu sama dodol di bawa-bawa segala.....

(KALI INI EDWARD TIDAK TERSINGGUNG, KARENA SUDAH MENDAPATKAN APA YANG MENJADI KEINGINANNYA. KARENA INGIN MERAIH DASIMAN YANG SEJAK BERJUMPA TATAPAN MATANYA. MEMBUAT JIWA PLY BOY NYA TERBANG BAGAI CAPUNG)

EDWARD

Puding.....hayo kita kembali ke vila......(kepada Upas dan dasimah)......Mis Dasimah dan Mr Upas......malam nanti saya akan datang ke rumah kalian berdua......kalian tdak usah repot-repot menjami saya..........semua kebutuhan kalian akan saya bawa ke rumah kalian.......termasuk obat untuk Mr Upas..................

(SEMUA ORANG DI PASAR HANYA CUKUP MEMPERHATIKAN SAJA. TAK BERANI BERKOMENTAR. TERMASUK DASIMAH DAN UPAS YANG TERBENGONG-BENGONG. EDWARD MENINGGALKAN PASAR DI IKUTI PUDING. DASIMAH MELANGKAG PELAHAN SAMBIL MENYANGGAH TUBUH UPAS YANG TERSERANG SAKIT PINGGANG. PARA PEDAGANG KEMBALI BERTRANSAKSI DENGAN PEMBELI. PANGGUNG TUTUP, LAMPU MATI)











ADEGAN 2

(LAMPU MENYALA TEMARAM, GAMBARAN KOTA BATAVIA ABAD KOLONIAL, SORE MENJELANG MALAM. DALANG MUNCUL MEMBERI TAHU PENONTON DAN MENJEASKAN DUDUK PERKARA CERITA ADEGAN PERTAMA YANG SUDAH BERLALU)

(MUSIK LAGU JALI-JALI)

Lirik lagu: Jali-Jali (Feat. Ida Royani)

Ini dia si jali-jali
lagunya enak, lagunya enak merdu sekali
ini dia si jali-jali
eh, sayang disayang
lagunya enak merdu sekali

Capek sedikit tidak perduli sayang
asalkan tuan, asalkan nona senang di hati

Jalan jalan ke kampung kranggan
Sayang disayang...........
Beli es cendol tinggal santennye.....
Mari abang  kite kenalan
Sayang disayang none....
Pemuda pemudinye pemuda pemudinye
Ade yang punye

Buah manggis putih isinye
Sayang disayang
Pergi belayar ke tanjung cine
Gadis manis putih kulitnye
Sayang disayang....sayang disayang
Kuning giginye........

Ini dia si jali-jali
lagunya enak, lagunya enak merdu sekali
ini dia si jali-jali
eh, sayang disayang
lagunya enak merdu sekali


Capek sedikit tidak perduli sayang
asalkan tuan, asalkan nona senang di hati




DALANG

Tabe......Penonton yang budiman dan baek atinye..........tadi yang anda saksikan adalah sebuah adegan.......di mana sosok dasimah berjumpa dengan edward lelaki eropa yang kesemsem dengan dasimah.......dari  adegan itu tadi .......dari  situlah cerita berawal....

Tadi ntu di pasar ciseeng........gak jauh dari pasar ciseeng, desa kahuripn, desa kakahiran dasimah.......edward yang punya kuasa.....upas yang lemah dan gak punya apa-apa.....dasimah anak semata wayang yang baru tumbuh dewasa tak mampu membendung kemauan edward memboyong dirinya ke kampung pejabon........kota batavia.......Dasimah tak berdaya karena tersihir oleh janji-janji edward yang akan menikahi dirinya.......

Upas gak punya daya untuk mencegahnya.........dia tak berdaya ketika edward memberikan uang sebesar 2500 gulden............dan sejumlah obat-obatan untuk menyembuhkan sakit pinggangnya........maka terjadilah........yang terjadi terjadilah.......

Penonton yang budiman dan baek atinye.......bagaimana kelanjutannye......kite ikutin aje prosesnye..........tabe.......

(DALANG MASUK KE DALAM PANGGUNG. LAGU EROPA TEMPO DULU MENGALUN. MUNCUL EDWARD YANG MEMBIMBING DASIMAH UNTUK BERDANSA. DASIMAH YANG BERWAJAH MURAM BERUSAHA MELEPASKAN TANGAN EDWARD YANG MENGAJAKNYA BERDANSA)

Edward

Hayo sayang……hayo cinta…..hayo kemari kita berdansa……lupakan kamu punya pikir yang kusut tidak karuan itu……….tidakkah kamu bahagia hidup bersama saya………


Dasimah

(Dasimah Menggelengkan Kepalanya, melepaskan tangan Edward)  Saya tidak bahagia tuan……sungguh saya tidak bahagia………………….





Edward

(Terperanjat) Apa yang terjadi dengan kamu Dasimah…….tidak bahagia hidup bersama saya……….sungguh tak habis pikir saya…………apa yang menyebabkan kamu seperti itu..
……….semua serba ada dasimah………tidak salah dengar saya………..

Dasimah

Tidak tuan……saya tidak bahagia dengan cara hidup seperti ini……….harta….uang…..rumah mewah dan pelayan…………semuanya tidak ada artinya tuan………

Edward

Sungguh luar biasa ucapan kamu……..kamu orang desa yang jauh dasimah………serba tak punya….dan sekarang kamu memiliki semuanya……tidak bahagia……gila….ini gila……

Dasimah

Hanya satu yang akan membuat saya bahagia…..jika kamu menikahi aku secara syah……kasihani diri saya tuan…..kasihani nancy tuan………dan saya tidak mau diperlakukan seperti ini…….apa bedanya saya dengan gundik-gundik tuan besar yang ada di kota Batavia ini………..meskipun saya orang miskin tetapi saya punya harga diri dan bukan perempuan murahan…………………………

Edward

(Berteriak marah) Gila…….iblis apa yang merasuki dirimu……..kamu jadi berubah dasimah…kenapa dulu kau tidak menolak saya bawa ke Batavia……hingga hubungan cinta terjadi dan memberi buah hati…..nancy…..ya nancy yang catik……

Dasimah

Kalau saya mau ikut tuan ke Batavia……karena janji tuan yang akan menikahi saya secara resmi……..hubungan badan terjadi di luar kesadaran saya setelah tuan berikan saya segelas minuman yang tuan bilang untuk kesehatan tubuh saya………..maaf tuan…..saya orang sunda…..tuan orang eropa……..jelas beda tradisi kita……kenapa tuan masih ingin memaksakan kehendak tuan……kembalikan saya ke kampung kahuripan……….kembalikan………(dasimah berlari meninggalkan Edward kebingungan dan berdiri mematung)

ADEGAN III

(EDWARD TERKESIMA BERDIRI KAKU MEMANDANG KEPERGIAN DASIMA, BINGUNG, DAN MENYADARI KALAU DIA TELAH BERBUAT SALAH, SALAH BESAR, YANG SELAMA INI DIANGGAPNYA HAL BIASA. KAREN MENGANGGAP DASIMA HANYA ORANG DESA)

(TUKANG SYAIR MASUK DENGAN GAYANYA YANG UNIK, MEMBAWA TUTUP PANCI BEKAS DAN MEMUKUL-MUKULINYA SAMBIL MENARI-NARI DENGAN GERAKAN YANG ANEH, BERGERAK KE SANA KEMARI, SAMBIL MEMBACAKAN SYAIRNYA)

Cinte ye cinte........apa ade yang tulus.....sejati.....
Cinte ye cinte........lahir karena gemerlap dunie.....
Atau karena gerak hati yang mendorongnye................

Cinte atas name cinte, atau atas name syahwat.....
cinte bergantung pada seribu janji, tipu muslihat,
lagi-lagi syahwat durjane.................................

Mawar desa terkurung di sangkar gemerlap dunie.....
sehari serase setahun.....setahun bisa jadi rase seabad....
karena ketulusan die bertahan, meski tak ada hargenye.....

Apalagi yang mau dituju........semua menghilang......sirna...
Hanya harap terakhir.....semoge dateng sang penolong.......
yang membebaskan........

(TUKANG SYAIR KELUAR PANGGUNG DENGAN GERAKAN YANG UNIK TANGANNYA TERUS MENERUK MEMUKULI TUTUP PANCI BEKAS. SUASANA PAGI DI GEDUNG PEJAMBON, SEORANG LELAKI MASUK KEHALAMAN MEMBAWA BUNGKUSAN, DAN MENDEKATI PINTU GEDUNG PEJAMBON, LELAKI ITU NAMANYA SAMIUN, TUKANG DELMAN DARI KAMPUN KWITANG)

Samiun

(Mendekati Pintu dan mengetuknya) Selamat Pagi......Guten morgen.....guten morgen....selamat pagi tuan besar.

(BERKALI-KALI SAMIUN MENGUCAPKAN SELAMAT PAGI ATAU GUTEN MORGEN, SAKING ASYIKNYA MENGUCAPKAN HAL TERSEBUT.  DIA TIDAK TAHU KALAU PINTU SUDAH DIBUKA OLEH SEORANG PEREMPUAN DAN BERDIRI DIHADAPANNYA. KARUAN KETIKA HENDAK MENGETUK PINTU SEKALI LAGI, TANGANNYA TERHENTI HAMPIR MENGENAI DADA NYAI DASIMAH, DENGAN MULUT MENGANGA, DAN MATA TERBELALAK)

Samiun

Masyaallah.......tabe nyonye......(gugup) ......saye.....saye mau ketemu tuan edward nyonya. Ade titipan barang dari  Tuan Besar Gubernur Jendral Rafles.........(matanya tak bergeser menatap gerak nyai dasimah yang berser ke samping)

Nyai Dasimah

Tuan Edward sudah tiga hari tidak pulang......(gugup).....panggilnya saya ke......

Samiun

(Menyelah) Panggil aje .......samiun......





Nyai Dasimah

Iya Samiun.......Tuan Edward udah tiga hari tidak pulang.........ada pesan apa dari tuan besar gubernur jendral rafles, samiun........

Samiun

Anu nyoya.....(menunjukan bungkusan yang dibawanya) saye tidak tahu ape isinya.....

Nyai Dasimah

Kalau memang mau diserahkan sekarang tidak masalah......nanti saya simpan.....dan diberikan kepada Tuan Edward kalau sudah datang......

Samiun

Nah itu lebih baek nyonya.......sebab saye takut kalo-kalo saya bawa lagi ini bungkusan.........kalo hilang.....saye bisa dihukum nyonya.........

Nyai Dasimah

(tersenyum) kalo memang hilang dicuri orang yang penting bukan kamu yang melakukan......sengaja kamu hilangkan.......

Samiun

Akh nyonya bisa aje.......mane mungkin saye melakukan itu........

Nyai Dasimah

(Tertawa).......saya bercanda samiun.....jangan kau masukan dalam hati........

(DASIMAH MENDEKAT DAN MEMINTA BUNGKUSAN PADA SAMIUN,  KEDEKATAN YANG TAK BERJARAK, MEMBUAT KEDUANYA SALING TATAP DENGAN WAJAH YANG MENGGAMBARKAN KETERTARIKAN SATU SAMA LAIN. CUKUP LAMA MEMEREKA SALING MENATAP, LUPA SEKITAR DAN LUPA POSISI MEREKA MASING-MASING. SUARA DALANG MEMBUAT MEREKA TERSADAR)


Dalang

Penonton yang budiman....semua udeh digariskan dalam cerite.
Cuma memang belum waktunye.....belum saatnye......cerite masih panjang belum ade tande akhirnye..............ikuten aje....ape yang bakal terjadi ......apa yang bakal terjadi.....saksikan aje ye.....

(DASIMAH DAN SAMIUN SALING MENJAUH, SPONTAN DASIMAH MENGUCAPKAN ISTIQFAR BEGITU JUGA SAMIUN. TANPA ADA BICARA TANPA SALING TATAP LAGI, KEDUANYA MENUNDUK, SAMIUN MENYERAHKAN BUNGKUSAN DAN DASIMAH MENERIMANYA. SAMIUN MENINGGALKAN GEDUNG MEWAH PEJAMBON, DASIMAH MASUK KE DALAM GEDUNG. DAN SEPI MEMBAWA SENJA MENUJU MALAM.)

Akhirnye due manusie yang nelangse
Saling iket janji sehidup semati.......dasime pergi dari edward....
Dihadapan penghulu samiun dan dasime....mengucap syahadat
Mengiket diri.....dalam perkawinan yang syah secare igame......
Emang mestinye seperti itu biar hidup gak belangsak.......

Ape bahagie keduenye setelah ntu......sabar.....cerite belum nyempe kesitu....
Kite ikutin aje dulu ye......sabar......


Lagu Kampung Kwitang

Kampung kwitang di pinggir kali........
Kali ciliwung jernih aernye.....
Umpame hati dilanda sedih.....
Jangan sampe jadi lupe diri.....

Kampung kwitang di tenge kote
Kampung pejambon bele udiknye
Umpame cinte ditolak juge....
Jangan sampe hati nelangse

Kampung kwitang berjejer rume
Kampung kuwini bele ononye
Umpame kite gak buruk rupe
Jangan sombong sebagai manusie

Kampung kwitang banyak delmannye
Bang samiun jadi kusirnye.....
Utang jiwe dibayar jiwe.......
Utang duit jadi bebunge......


ADEGAN IV

(PERKAMPUNGAN KWITANG, RUMAH SAMIUN, NYALA LAMPU CENTIR, MENERANGI RUANG TAMU YANG TERDAPAT SATU MEJA DAN DUA KURSI. SAMIUN DUDUK DENGAN KEPALA TERTUNDUK SEPERTI MATANYA MENATAP LANTAI. HAYATI DUDUK DISEBELAHNYA DENGAN MATA MELOTOT PENUH AMARAH)


Hayati

Miun......masa sih lu gak bisa ushain gue duit 25 gulden aje.......jadi kerje lu ame tu delman ngapain aje......gue gak percaye kalo lu gak punya duit......lu kerje dari mulai subuh sampe tenge malem.......masa gak bawa pulang duit.......ape lu ude jadi dermawan....semua orang lu gratisin naek delman lu........

Samiun

Gak begitu hay......gak begitu.....gila ape gue gratisin orang naek delman gue.....tapi emang segitu hasilnya......ini simpenan terakhir yang masih ade ame gue........(Melempar sejumlah uang kertas ke atas meja)

Hayati

Gue gak percaye......seribu persen gue gak percaye.......lu pasti bohong....... duit lu, lu kasih perempuan peliharaan tuan edward.....gue yakin........samiun jangan belajar ngeboong lu.......lu gak biasa ngeboong tau........jadi ketahuan lu mau boong kayak ape juga....................

Samiun

Udeh gila ape gue.....ngasih duit sama perempuan tuan edward.....istrinye tua edward....


Hayati

Ape luu bilang......bininye......peliharaannye tahu.....mane ade belande mau nikahin perempuan pribumi ........

Samiun

Huss !!!.....elu ye.....kalo ngomong kayak pintu gak ade engselnye.......dasar......gue mau tanya ame elu hay......duit segede itu buat apaan.......emangnye maen ceki perlu duit segede itu ape............

Hayati

(berteriak histeris) Samiun.........kalo lu bener cinte ame gue......lu gak usah pake tanya kayak gitu.........cariin aje cepet...................

Samiun

Sabar...sabar hay.......lu jangan kayak kemaskukan rohnye ratu buaya buntung ngape.....gua usahain pinjem sane sini deh.....tapi inget ini cuma sekali ini aje......besok-besok gak bakal gue cariin........

Hayati

Ape lu bilang.........(hayati bediri menghampiri samiun, tangannya mengepal hendak meninju samiun)

Samiun

Ampun-ampun hay.......maksud gue.....gue tetap akan usahain kemauan lu...........

Hayati

(tertawa).....nah gitu dong kalo lu bener-bener cinte ame gue......ude pegi lu sono cariin tuh duit gue............jangan pake lama.......ngerti lu......

Samiun

(Pergi dengan langkah gontai dan wajah sedih) .....iye gue cariin............

(MENATAP KEPERGIAN SAMIUN, HAYATI TERSENYUM PUAS, WAJAHNYA PENUH KEMENANGAN TERTAWA TERBAHAK-BAHAK)


Hayati

Jadi perempuan kalo kite terus turutin ape kate lelaki.......belangsak kite.......kite harus galak.....kite harus ngelawan......jangan bilang cinte kalo die gak mau menuhin kebutuhan kite....... (tertawa terbahak-bahak)

(HAYATI PUAS DALAM KEMENANGAN, MENINGGALKAN RUANG TAMU DAN MASUK KE DALAM RUMAH DENGAN BERKACAK PINGGANG)

ADEGAN V

(PANGGUNG GELAP DAN TERANG BUMI MENAMPAKAN CAHAYANYA. SUARA AYAM BERKOKOK, ANAK-ANAK KECIL BERKEREDONG KAIN DATANG DAN BERKUMPUL MEMBUAT PERMAINAN ULAR MELINGKAR, BERMAIN, TERTAWA-TAWA SAMBIL MELANTUNKAN NYANYIAN MASA LAMPAU)

WAK...WAK...GUNG...
NASINYE....NASI JAGUNG
LALAPNYE....LALAP UTAN
SARANG GAOK POHON JAGUNG
GANG....GING....GUNG.....

PIT....ALAIPIT....SAPE KENA KEJEPIT
SIPIT...........

Tam tambuku...seleret pangakal lime....
Sape satu sape dua.......
Isi..isi...isi.......kosong...kosong...kosong...

(PERMAINAN BERLANGSUNG MERIAH, DAN SESEKALI BEBERAPAA ORANG KAPMPUNG MELINTAS MEMBAWA PERALATAN MANDI MENUJU SUNGAI CILIWUNG, YANG TIDAK JAUH DARI PERKAMPUNGAN KWITANG)

(TENGAH ASYIKNYA BERMAIN, TIBA-TIBA TERJADI KERIBUTAN SEORANG LELAKI DENGAN WAJAH BERINGAS MENGAMUK MENENTENG GOLOK, DAN BERTERIAK-TERIAK MENCARI-CARI HAYATI. DIA BANG PUASE, JAGO KWITANG YANG MALANG MELINTANNG DAN TAK ADA YANG BERANI MENANTANG. SONTAK ANAK-ANAK BERLARIAN MENINGGALKAN LAPANGAN PERMAINAN)

(BANG PUASE BERDIRI TEGAK DI TEGAH LAPANGAN, GOLOK DITANGANNYA DI AYUN-AYUNKAN DIUDARA SEPERTI MELIBAS RUANG KOSONG. TAMPAK HAYATI YANG BERJALAN TERTATIH-TATIH PENUH KETAKUTAN MENGHAMPIRI BANG PUASE)

Hayati

(Menghampiri dan memeluk kaki bang puase) Tabek bang......tabek.....kenape abang kayak begini....ade ape bang......

Bang Puase

(Mendorong tubuh hayati) Pake nanye segala lu.......jangan pura-pura gak tahu.......

Hayati

Benar bang.....saye gak tahu.....kenape abang....terus ape salah saye...........

Bang Puase

Dasar penipu.......lu pikir lu bakal bisa bohongin gue.....lu boleh bohongin samiun....
Tetapi lu gak bakal bisa bogongin si Puase........ngerti lu...........

Hayati

Iye kenape.........saye gak bohongin abang......

Bang Puase

Kurang ajar lu......lu bilang gak bohongin gue.......mane tu duit 25 gulden.....mane....
Katenye lu mau ngasih upah 25 gulden.....kalo gue berhasil habisin si dasimah.......
Ape darahnya kering dari  golok gue......upah juga belum keluar......kurang ajar......



Hayati

(Kaget) Bang.....emang udah abang laksanain ngabisi si dasimah........

Bang Puase

Pake nanya.....itu kan mau luh....dasar perempuan pengeretan..........

(HAYATI KEBINGUNGAN, KARENA UPAH YANG DIA JANJIKAN KEPADA BANG PUASE BELUM JUGA DIDAPET DARI SAMIUN LANTARAN SAMIUN GAK PULANG-PULANG KE RUMAH, SEPERTI MENGHILANG BERSAMA DELMAN DAN KUDANYA)

Bang Puase

Lu mau bilang kalo si samiun belum kasih duitnya sama elu.......lu mau bilang kalo si samiun udah gak pulang-pulang ke rumah gitu.......

(HAYATI HANYA ANGGUK-ANGGUKAN KEPALANYA)


Bang Puase

Si samiun ame si dasimah udah nikah di kampun bojong.......dasar bodo.... setan ceki......jadi begini.......laki lu nikah lagi lu gak tahu.......sayang samiun gak panjang kebahagiaannye......si dasimah gue abisin di pinggir kali gang kiapang......(tertawa terbahak).....kalo aje si samiun gak kabur....die juga bakala gue abisin.......(tertawa terbahak)

Hayati

Jadi gimane dong bang.....(menunduk seperti minta pengampunan)

Bang Puase

Dasar sialan......sial gue kali ini......nuntasin kerjaan gak ade upahnye.........mau ape lagi.....tanggung.........biar tuntas semuenye aje.......nih.....(Puase melibaskan goloknye ke tubuh hayati, hayati tak berkutik dan menjerit, jatuh ke tanah telungkup)

(MELIHAT TUBUH HAYATI BANG PUASE BERDIRI TEGAK SE TEGAK BATU KARANG, WAJAHNYA SEMAKIN SANGAR, SAMBIL MEMASUKAN GOLOKNYA DIA PERGI MENINGGALKAN TUBUH HAYATI YANG SUDAH TIDAK BERNYAWA)





Lagu tragedi cinta

Cinta gak berpoles mutiara
Cinta berbungkus duka
Kematian menjadi panjang
Berganti-ganti tiada akhir....

Reff/
Cinta bergantung tafsir.....
Siapa saja berhak memberi arti
Cinta bukan lagi rembulan senja
Cinta duka berlumur darah.....

Ciliwung menjadi saksi abadi
Dua insan saling mengikt janji
Wujud cinta sejati dan tragedi
Dasimah terbunuh Samiun ikut mati
Oh cinta penuh tragedi.........


ADEGAN VI

(MENJELANG SORE, DIPINGGIR KALI CILIWUNG DAN TAK JAUH DARI GANG KIAPANG, SESOSOK LELAKI DUDUK DIPINGGIR KALI, MEMANDANGI AIR SUNGAI YANG KERUH KARENA HUJAN DI HULU SUNGAI. DIA SAMIUN, YANG TENGAH BERSEDIH KEHILANGAN DASIMAH. JUGA KEHILANGAN HAYATI YANG JUGA DIHABISI BANG PUASE)

Samiun

(menangis) Ya allah......kenape nasib gue seperti ini.........dasimah.....mah.......maafin abang.....abang belum sempet bawa lu pulang ke kampung kahuripan.........dasimah.....
......abang gak kuat nanggung semua ini.......hayati juga dihabisin ame si puase......hay.....
maafin abang.....ini semue gare-gare abang......iye gare-gare abang.......(teriak histeris, melompat ke dalam sungai, tubuhnya menghilang di telan arus sungai ciliwung yang deras dan air yang keruh)

Dalang

(Muncul dengan membawa lampu centir) Tabe penonton yang budiman......semuanya memang harus berakhir seperti ini....ini cerita dari tanah jakarta di zaman kolonialis belanda.......mudah-mudahan ade palajaran yang dapat kita ambil.........selebihnya mudah-mudahan semuanye menjadi terhibur. Sampe ketemu lagi di waktu dan tempat yang berbeda.........Salam.....tebe......

(GELAP PELAHAN MENGGANTIKAN TERANG, SUARA MALAM MULAI MUNCUL DI PENDENGARAN. SEKELOMPOK ANAK JALAN BERJINGKAT-JINGKAT, MENGENAKAN KAIN SARUNG BAJU KOKO, DAN TOPI PUTIH, TELANJANG KAKI. BERJINGKAT-JINGKAT MENOLEH KE KIRI KEKANAN DAN BERBISIK) 

Kelompok Anak

Ini kan tempat nyai dasimah... ame bang samiun tenggelem....iye...iye...serem.....lari !!!!!!

(ANAK-ANAK BERLARI MENINGGALKAN SUNGAI CILIWUNG, DEKAT GANG KIAPANG.  SEPI SEMAKIN MENIKAM DAN DINGIN MULAI TURUN MENCENGKRAM TUBUH PENDUDUK KAMPUNG KWITANG)

Kisah Dasimah Samiun

Jika Nyai Dasimah bisa memilih
Dia memilih tetap di kahuripan
Tapi jalan hidup seperti sungai ciliwung
Tak dapat di duga maunya


Jika samiun bisa memilih
Namun terlambat untuk memilih
Garis cinta sudah tertoreh di jalan hidupnya
Mencintai dasimah hingga ke alam baka


Reff//

Cinta bukan berarti rembulan
Cinta bukan berarti  embun pagi
Cinta bisa terik mentari, dan jalan berbatu
Cinta bisa menjadi tragedi.


Ini tragedi berbungkus cinta
Siape tak kenal Nyai Dasimah
Siape tak kenal samiun
Dalam cinta mereka berduka


















0 komentar:

Posting Komentar